METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF II
Mata Kuliah
: Pendidikan IPA di Sekolah Dasar
Dosen :
Arfilia Wijayanti,S.Pd.
Anggota Kelompok :
1.
Danik Reniadi K (11120154)
2.
Dhennis Yanuar Putra (11120159)
3. Kenni Kusumatuti (11120184)
4. Rizki Nor Afifi (11120190)
5. Nita Hidayatul M. (11120198)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan banyak nikmatnya kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Pendidikan IPA di
SD, yang meliputi nilai tugas kelompok,nilai individu, dan nilai keaktifan.
Pembuatan makalah ini menggunakan metode study pustaka,yaitu
mengumpulkan dan mengkaji materi Model Pembelajaran Kooperatif II (TPS,
Investigasi Kelompok, dan NHT) dari berbagai referensi. Penulismenggunakan
metode pengumpulan data ini agar makalah dapat memberikan informasi yang akurat
dan bisa dibuktikan.
Penyampaian pembandingan materi dari referensi yang satu dengan yang
lainnya akan menyatu dalam makalah. Penulis sebagai penyusun pastinya tidak
pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam penyusunan makalah ini, yang
mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala
kekurangannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arfilia Wijayanti sebagai
Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan IPA di SD yang telah membimbing kami
dalam penyusunan makalah ini, kepada rekan–rekan yang telah ikut berpartisipasi
sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Semarang, 13 Oktober
2012
BAB I
PEMBUKAAN
A.
Latar
Belakang
Keberhasilan proses
pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model
pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas atas keterlibatan
siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model
pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan
menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang
optimal.
Untuk dapat menegembangkan
model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan
yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian
model-model tersebut dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif
memiliki keterkaiatan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan
kondisi siswa di kelas. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik
kepribadian, kebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi anatara individu satu
dengan yang lain, maka model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak
terpaku hanya pada model tertentu, akan tetapi harus bervariasi. Salah satu
model pembelajaran yang diterapkan adalah Model Pembelajaran
Kooperatif.Pembelajaran kooperatif merupakan srategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
B.
Rumusan Masalah
Dalampembahasan,penulismerumuskannyasebagaiberikut:
1.
Apa yang dimaksud model pembelajaran
Kooperatif II?
2.
Apa saja kelebihan dan kelemahan
dari metode pembelajaran Kooperatif II?
3.
Bagaimana implementasi model
pembelajaran kooperatif II?
C.
TujuanPenulisan
Adapunmanfaatdaripenulisanmakalahiniadalah:
1.
Mengetahuidefinisidari Model
Pembelajaran Kooperatif II?
2.
Mengetahui langkah
dari Model Pembelajaran Kooperatif II?
3.
Mengetahuikelebihan dan
kelemahan pengajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif II?
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham
konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan srategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugsa kelompoknya, setiap anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Model kooperatif dapat diterapknan untuk
memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman dan
saling memberikan pendapat. Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan
pada latihan soal-soal atau pemecahan masalah.
Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanaknanb karena
siswa dapat bekerja sama saling tolong menolong mengatasi tugas yang
dihadapinya.
Pembelajaran
kooperatif dapat berjalan secara efektif, maka perlu ditanamkan pada diri siswa
unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut (Ibrahim et
al., 2005):
1. Siswa
dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup semati.
2. Siswa
bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik
mereka sendiri.
3. Para
siswa haruslah beranggapan bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki
tujuan yang sama.
Dalam
kelompok ini akan membahas mengenai komponen dari kooperatif 2 yang meliputi:
A.
MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
Think pair share
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Frank
Lyman, dkk dari Universitas Maryland pada tahun 1985 sebagai salah satu
struktur kegiatan cooperative learning.
Dari definisi tersebut disimpulkan
bahwa Thinking (berpikir), Pairing
(berpasangan), Sharing (berbagi). Jadi intinyaThink pair share memberikan waktu kepada para siswa untuk berpikir
dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Think pair share memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri
serta bekerja sama dengan orang lain.
Menurut
Kagan dalam (Atik Widarti :2007) menyatakan manfaat think pair share sebagai
berikut:
1. Para
siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk
mendengarkan satu sama lain, ketika mereka terlibat dalam kegiatan think pair
share lebih banyak siswa yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah
berlatih dalam pasangannya. Para siswa mungkin mengingat secara lebih seiring
penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik.
2. Para
guru juga mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan
think pair share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa,
mengamati reaksi siswa, dan mengajukan pertanyaan tingkat tinggi.
Adapun langkah-langkah dalam
pembelajaran Think-Paire-Share adalah:
1. Guru
membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua
kelompok.
2. Setiap
siswa memikirkan dan mengerjakan tugas sendiri.
3. Siswa
berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan
pasangannya.
4. Kedua
pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat.
5. Siswa
berkesempatan untuk membagikan hasil
kerjanya kepada kelompok berempat.
Kelebihan dan
kelemahan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS
Kelebihan:
a. Memungkinkan
siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi
yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang
diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang
diajarkan.
b. Siswa
akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan
temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah.
c. Siswa
lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok,
dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
d. Siswa
memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh
siswa sehingga ide yang ada menyebar.
Adapun
kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah:
a. Banyak
kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
b. Lebih
sedikit ide yang muncul, dan
c. Tidak
ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok.
B.
Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI)
Group Investigation
adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode
pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills).
Para siswa melilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam
terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Langkah-langkah Pembelajaran
Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok :
1) Guru
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa
yang heterogen
2) Kelompok
dibentuk dengan pertimbangan:
a. Keakrabatan persahabatan
b. Minat yang sama dalam topik tertentu
3) Siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan
penyelidikan yang mendalam
atas
topik yang dipilih
4) Menyiapkan
dan mempresntasikan laporannya kepada seluruh kelas
5) Pemilihan Topik : Siswa memilih sub topik
khusus, siswa dikelompokkan
6) Perencanaan Kooperatif : Siswa dan guru
merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang konsisten
dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.
7) Implementasi : Siswa menerapkan rencana yang
telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya
melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan
siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik diadalam atau diluar
sekolah. Guru secara ketat memantau kemajuan setiap kelompok.
8) Analisis dan Sintesis : Siswa menganalisis
dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan
bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik
sebagai bahan untuk dipresentasikan seluruh kelas.
9) Presentasi hasil final : Beberapa atau semua
kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara menarik kepada seluruh
kelas, dengan tujuan agar sdiswa yang saling terlibat satu sama lain dalam
pekerjaan mereka dan memperoleh perfektif luas pada topik itu. Presentasi
dikoordinasi oleh guru
10) Evaluasi: Siswa dan guru mengevaluasi tiap konstribusi
kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dilakukan
dapat berupa penilaian individual atau kelompok.
Ciri khas Pembelajaran Group
Investigation (GI)
1. Menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari
buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.
2. Para siswa dituntut
untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok.
3. Keterlibatan siswa
secara aktif dimulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
4. Peran guru dalam
group investigation adalah sebagai pembimbing,
konsultan, dan memberi kritik yang membangun.
Kelebihan
dan Kekurangan Group Investigation
Kelemahan
:
Karena
siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk
menemukan hasil jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus mendampingi
siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Kelebihannya
:
Metode ini mampu melatih siswa untuk
berpikir tingkat tinggi. Sehingga siswa lebihmampu untuk menyerap mata
pelajaran yang dibahas.
C.
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Model Number Head
Together)
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam
Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut.
Manfaat
Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
Ada beberapa manfaat pada model
pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang
dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan
toleransi
8. Hasil belajar lebih tinggi
Tahapan
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT diungkapkan oleh Nurhadi (2004:
121) tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penomoran (Numbering)
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau
tim yang berang-gotakan tiga hingga lima orang dan memberi mereka nomor sehingga
tiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda. Pemberian nomor pada siswa dalam satu
kelompok disesuaikan dengan banyaknya siswa da-lam kelompok itu.
2. Pengajuan Pertanyaan (Questioning)
Guru mengajukan pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat berva-riasi dari yang
bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.
3. Berpikir Bersama (HeadsTogether)
Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
4. Pemberian Jawaban (Answering)
Guru memanggil satu nomor tertentu kemudian siswa
dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban untuk seluruh kelas.
Kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT :
Kelebihan
1. Setiap siswa menjadi siap semua.
2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
Kelemahan
1.Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi
oleh guru.
2.Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
Landasan Model Pembelajaran Number Head Together
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
paham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan srategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugsa kelompoknya, setiap anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.Model
kooperatif dapat diterapknan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya,
menghargai pendapat teman dan saling memberikan pendapat.
B. Saran
Dalam
upaya menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam pembelajaran
guru hendaknya mengambil posisi sebagai pasilitator dan mediator pembelajaran.
Peran sebagai pasilitator dan mediator pembelajaran akan memberikan kesempatan
yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dan argumentasinya sehingga
proses negosiasi makna dapat dilaksanakan. Melalui nogosiasi makna, siswa akan
terhindar dari cara belajar menghafal.
DAFTAR
PUSTAKA
Widodo,dkk. 2007. Pendidikan
IPA di SD. Bandung: UPI Press
http://coffeebreak45.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html
0 komentar:
Posting Komentar